Ia duduk dan semua musim tak tampak seperti hujan
Membayangkan semua kening jatuh dan menyentuh bibir-bibir jauh
Ia membayangkan diriku seolah daun yang menolak ketidakpastian
Ia mengira aku menyerahkan tubuh pada angin yang membuat tangkaiku patah
Ia mengendaki langit berteriak seperti supir mikrolet menawarkan tumpangan kepada seluruh penghuni kota
Aku melihatnya mencintai semua sudut kamar dan membakar seisinya
Kecuali aku, dan musim hujan yang tertampung ke dalam masa-masa lampau
Aku melihat keresahannya seperti nyala api unggun yang lupa dipadamkan seorang pendaki amnesia
Aku bayangkan ia seumpama kalimat di koran-koran dan menolak semua tanda baca, kecuali titik, atau bagian yang tak sengaja robek
Ia ingin mengakhiri hidupnya seperti koran harian yang telanjang dan tertimpa tumpahan kopi
Ada anak kecil dalam dirinya yang menjauhi rak-rak buku dan menolak wajah tetangga
Aku ingin menciptakan gravitasi dalam kepalanya
Ia akan hilang dan mengudara di mana-mana
ia akan pulang setelah anak kecil dalam dirinya tumbuh dan menua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar