Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 14 Februari 2016

Terima Kasih, Bukan Utophia.



Saya sangat bersyukur di tahun ini.
Ini adalah salah satu tahun terbaik bagi saya.
Betapa tidak, karya tulis saya akhirnya termuat di dalam satu buku dan kini telah siap untuk dibaca khalayak luas.
Kemudian, saya bersyukur sekali bisa menjumpai mereka; para penulis Bukan Utophia.
Saya beruntung bisa tergabung di lingkungan orang-orang hebat dan kreatif seperti mereka.

Buku Bukan Utophia mengajarkan saya berbagai hal.
Terlebih pada saat buku bukan utophia masih dalam tahap rangkaian.
Saya dan penulis lainnya begitu antusias dalam proyek ini.
Energi, pemikiran, serta canda tawa juga tidak lepas dari tiap diskusi kami.
Saya seperi berada dalam rumah kedua, bersama dengan para penulis lainnya.
Kami menciptakan ikatan emosional yang sangat baik.

Sekali lagi, saya berterima kasih kepada yang Maha Kuasa atas waktu, kesempatan, kesehatan, dan ridhonya untuk memperlancar proses pembuatan buku bukan utophia
Juga tak terkecuali orang-orang yang telah mendukung proyek ini.
Dan sekaligus saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada mentor kami, pembimbing kami, penasehat kami, Umma Azura.
Umma Azura adalah salah satu orang yang sangat mendukung kami.
Tanpa beliau, kami mungkin akan lebih banyak menggaruk-garuk kepala-bingung.
Sebab tak ada orang berpengalaman yang memberi kami masukan serta arahan yang tepat.
Saya sangat berterima kasih kepada semuanya.
Semoga lahirnya bukan utophia bisa membawa manfaat serta inspirasi bagi para pembacanya.


Nah, jadilah satu dari sekian pembaca yang akan merasakan keseruan, rasa penasaran, dan gejolak cinta dalam buku Bukan Utophia.
Kami masih membuka promo spesial buat kalian sampai bulan maret nanti.

Cuma 47.000,-rupiah.

Untuk pemesanan silahkan hubungi:
089-674-345-584.

Untuk konfirmasi (SMS) pemesanan silahkan kirim dengan format:
-Nama Lengkap-Alamat Lengkap(termasuk kecamatan dan kode pos)-Jumlah Pesanan-Jumlah Pesanan-Jumlah Transfer.
Terima Kasih.


Rabu, 10 Februari 2016

Peradaban Kata.

Tulisanku ini adalah peradaban.
Lalu kau kembali kuhidupkan dengan layak dan tenteram sekali di dalamnya.
Jauh dari keresahan yang seringkali menyesakkan dadamu.
Dari sayat-sayat lukamu yang kian menganga.

Tulisanku ini adalah terkaan.
Kau akan sekali lagi kubiarkan.
Berjelaga di antara ingatanku yang paling kenangan.
Di antara jumpa yang kian menjadi angan.

Tulisanku ini adalah engkau.
Untukmu yang terlalu lampau.
Untuk tubuhmu di tanah rantau.
Yang kini tak bisa ku jangkau .

Tulisanku ini adalah akhir.
Mengapa kau tak juga mangkir.
Dari liang kepalaku yang paling berpikir.
Dari cinta yang terlanjur lahir.

Jumat, 05 Februari 2016

Makna di Balik Dua Helai Daun Bukan Uthopia.


Hampir sepekan ini kita sudah mengulik beberapa hal seputar buku Bukan Uthopia.
Baik dari segi tema, genre flash fiction, juga sekilas proses di balik pembuatan buku Bukan Uthopia.
Nah, kali ini, mari membahas cover sampul yang ada di buku Bukan Uthopia.
Namun sebelumnya, saya ingin bertanya satu hal sederhana; apa yang terlintas dipikiran kalian saat melihat dua helai daun berwarna hijau serta cokelat saling berdekatan pada gambar sampul Bukan Uthopia?

Baik, sembari kalian memikirkan jawaban yang tepat.
Saya akan membeberkan makna di balik dua daun yang menjadi cover sampul buku Bukan Uthopia.
Semoga jawaban kalian sesuai dan benar!

Daun Berwarna Hijau.
Daun hijau dikiaskan sebagai kehidupan di masa muda yang dianggap sempurna.
Daun hijau melambangkan fisik yang baik, bugar, kuat, energik, serta masa depan gemilang dan lain-lain

Daun Berwarna Cokelat.
Daun cokelat adalah bentuk kiasan tentang kehidupan di masa tua kelak.
Dimana semua kejayaan serta pencapaian-pencapaian besar sudah terlewati.
Dan kini yang tersisa hanya kerapuhan, layu, dan keterbatasan-keterbatasan lainnya.

Begitulah pemikiran yang disampaikan buku Bukan Uthopia lewat cover sampul bergambar dua helai daun.
Bagi saya, kedua daun tersebut mengajarkan kita tentang kesepadanan hidup serta keseimbangan yang saling berdekatan di dalam kehidupan sehari-hari.
Sebab hidup tak ada yang sempurna. Iya bukan?
Demikian juga cerita-cerita yang terdapat di Bukan Uthopia, sarat akan pelajaran hidup yang memiliki ritme dinamika.

Bagaimana menurut kalian?
Sekarang saatnya kalian untuk lebih mengetahui makna dua helai daun tersebut lewat alur-alur cerita yang memantik banyak pertanyaan dan rasa penasaran.
Segera miliki buku Bukan Uthopia!
 
Pre-order untuk buku Bukan Uthopia masih dibuka.
Harga promo cuma: 47.000,-rupiah
Untuk 50 pemesan/pembeli pertama akan mendapatkan bonus dari penulis Bukan Uthopia.

Syarat pemesanan sangat mudah.
Kalian cukup mengirim alamat lengkap(termasuk kecamatan & kode pos)
Konfirrmasi pemesanan bisa kalian kirim via sms: 089-674-345-584.

Transfer ke rekening:  BNI Syariah - 420 421 078  
Atas Nama: Nurul Muthmainnah Gita Fitri.


Rabu, 03 Februari 2016

Flash Fiction.




Karya berbentuk Flash Fiction bisa dikatakan adalah hal baru bagi saya.
Sebelumnya saya lebih banyak membuat karya berbentuk esai, prosa, atau puisi.
Bukan Uthopia adalah karya pertama saya dan sekaligus memperkenalkan saya dengan dunia Flash Fiction.
Kisah-kisah dalam Flash Fiction tak panjang selayaknya novel.
Namun harus saya akui: para penulis Bukan Uthopia membuat Flash Fiction menjadi begitu kompleks dan berwawasan luas.

Selain itu, Flash Fiction bagi saya adalah tantangan.
Sebab kecerdikan serta efisiensi penggunaan kata cukup memerlukan perhatian khusus.
Agar seluruh alur cerita berjalan sesuai skenario, berakhir dengan klimaks yang tepat, dan tentunya tidak keluar dari konteks genre Flash Fiction itu sendiri.
Satu hal yang akan menjadi catatan pribadi saya; Flash Fiction adalah genre seni tulis-menulis, yang sejauh ini menurut saya paling unik di antara genre lain yang pernah saya coba.
Jika kalian ingin tahu lebih jauh mengenai Flash Fiction sekaligus bisa menikmati karya-karya Flash Fiction yang keren.
Buku Bukan Uthopia adalah jawaban yang ideal dan recomended.
Kenapa recomended? Ya, karena dari Bukan Uthopia kalian bisa melihat berbagai macam Flash Fiction dengan judul cerita yang beragam dan skenario yang mengulik rasa penasaran.

Pre-order untuk buku Bukan Uthopia masih dibuka.
Harga promo cuma: 47.000,-rupiah
Untuk 50 pemesan/pembeli pertama akan mendapatkan bonus dari penulis Bukan Uthopia.

Syarat pemesanan sangat mudah.
Kalian cukup mengirim alamat lengkap(termasuk kecamatan & kode pos)
Konfirrmasi pemesanan bisa kalian kirim via sms: 089-674-345-584.

Transfer ke rekening:  BNI Syariah - 420 421 078  
Atas Nama: Nurul Muthmainnah Gita Fitri.

Dalam Aku


Dalam dadaku, kau hidup sebagai anak kecil.
Melompat-lompat, sambil sesekali memintaku untuk membenarkan letak dasi kupu-kupumu.
Lalu kepalaku, kau jadikan sebagai kamar tidur usai kau lelah bermain sepanjang waktu.
Kau memang selalu punya tempat untuk tinggal di dasar keluguanku.

Kadang kala hadirmu buatku melupa siapa sebetulnya aku di dalam tubuhku.
Kadang kala aku ingin membiarkan agar tubuhmu saja yang tetap abadi di dalam tubuhku.
Aku ikhlaskan jika tubuhku lenyap dari aku.
Sementara aku tinggallah aku tanpa bertubuh.

Tapi aku menyayangi tubuhku, teramat sekali.
Bagaimana bisa aku menelantarkannya di luar sana? kedinginan!
Sedang kau tertidur anggun sekali di dalam aku.
Membangun pagar-pagar besi agar tubuhku tidak bisa masuk menemuiku.

Aku sudah muak, muak sekali.
Aku juga ingin membiarkan tubuhku menjadi anak kecil di dalam aku.
Bermain dan bertingkah sebagaimana kau mudah sekali melakukannya.
Aku ingin kau enyah! Kemana saja entah!

 

 

Sumber Gambar: Google.


Selasa, 02 Februari 2016

Menilik buku Bukan Uthopia


Beberapa waktu selepas Buku Uthopia telah rangkum dan siap dipasarkan, spontan satu-dua teman yang mengetahui hal ini, memberi ucapan selamat kepada saya dan juga penulis lainnya atas kesuksesan kami yang telah menyelesaikan buku ini.
Bahagia, ya, sudah pasti tentu.
Apresiasi semacam ucapan selamat memang sangat penting untuk sebuah karya yang telah terselesaikan dengan sangat baik.

Saya pun mendadak ingin kembali menilik ke beberapa waktu yang lalu, saat buku Bukan Uthopia masih dalam fase pemikiran-pemikiran, saat para penulis duduk bersama disebuah ruangan untuk kembali membicarakan perihal perkembangan buku Bukan Uthopia.
Segala emosional, ide, dan kreatifitas semuanya tumpah-ruah dimeja diskusi kami.
Satu-dua penulis saling susul-menyusul menyampaikan ide-ide briliannya.
Semua penulis sangat antusias mengutarakan beragam macam gagasan miliknya.
Selang beberapa waktu, sesi diskusi pun telah dilewati oleh para penulis, seiring tema cerita pun sudah ditemukan, yakni: kami memilih tema Twist Ending untuk mengisi komposisi buku Bukan Uthopia.
Ibarat sebuah bangunan, para penulis telah menemukan konstruksi yang cocok untuk buku Bukan Uthopia.

Seiring waktu, semua proses berjalan baik dan serius, para penulis menyelesaikan buku Bukan Uthopia dengan waktu yang relatif cepat.
Dan  sekarang, semua terasa amat bahagia.
Kami dengan amat sangat bangga sekali bisa melihat karya kami, ide kami, cerita kami, serta energi yang kami habiskan, akhirnya terwujud menjadi satu di dalam buku Bukan Uthopia.
Bukan Uthopia telah lahir dengan segala alur ceritanya yang tidak mudah tertebak.
Seperti yang saya katakan tadi, kami telah mengusung konstruksi yang terbilang ciamik nan apik.
Konstruksi cerita yang akan membuat kalian menyimpan berbagai rasa penasaran ketika baru membacanya, dan akan merasakan kejutan tak terduga di akhir ceritanya.

Bagaimana, semakin penasaran, bukan?
Tenang, Bukan Uthopia masih tersedia untuk kalian!
Bukan Uthopia siap menjadi salah satu koleksi di rak-rak bukumu! 


Open pre-order now! 
Promo masih dibuka hingga saat ini.
Harga: 47.000,-Rupiah(belum termasuk ongkir)

Kalian boleh mengirimkan konfirmasi pemesanan dengan format sebagai berikut:
-Nama Lengkap-Alamat Lengkap(termasuk kecamatan & kode pos)-Jumlah Pesanan-Jumlah Transfer.
Kirimkan konfirmasi pemesanan ke: 089-674-345-584.

Transfer ke rekening: 
BNI Syariah - 420 421 078
Atas Nama: Nurul Muthmainnah Gita Fitri.

Senin, 01 Februari 2016

Bukan Uthopia


Menulis buku Bukan Uthopia dan berkolaborasi bersama penulis hebat lainnya adalah hal yang sangat menyenangkan bagi saya.
Terlebih, ini adalah pengalaman pertama saya tergabung dalam karya antologi.
Beberapa waktu sebelum buku ini jadi dan siap dipasarkan ke seluruh Indonesia, kami para penulis sebelumnya tergabung di dalam sebuah forum menulis.
Dalam forum menulis, kami banyak sekali terlibat diskusi, pembicaraan mengenai perkembangan buku, dan saling bertukar pikiran
Dan, ya! alhasil buah pemikiran panjang, waktu yang cukup lama, dan tema yang unik, serta dari tangan penulis-penulis muda Makassar, maka lahirlah buku Bukan Uthopia yang berisi ragam cerita dengan akhir yang tidak mudah ditebak oleh prasangka.

Mengapa harus membaca Bukan Uthopia?

pertama, dalam buku ini, ada banyak ragam cerita yang dikemas sedemikian "greget" oleh para penulis sebab alur ceritanya tak muda ditebak.
Kedua, dari banyaknya kumpulan cerita, pembaca akan disuguhi berbagai pandangan hidup; cinta, hidup, persahabatan, keluarga, dan lain-lain

Pesan apa saja yang diberi Bukan Uthopia pada pembaca?

Nah! ini unsur yang amat penting untuk sebuah karya, pesan adalah salah satu inti yang mesti penulis sematkan ke dalam karya yang dibuatnya.
Pesan-pesan yang ada dalam Bukan Uthopia sangatlah positif bagi para khalayak yang akan membacanya.
Penasaran bukan?

Segera temukan jawabannya di Bukan Uthopia!

Info lebih lanjut silahkan post. di komentar.